Kisah Inspiratif Wang Yihan
Wang Yihan merupakan pebulu tangkis putri yang kini jadi salah satu
andalan China.
Wang memulai karier bulu tangkisnya sejak kecil. Pada suatu malam,
dia melihat ibunya bermain dan tertarik untuk mencoba. Ternyata, Wang
bisa mengalahkan ibunya berkali-kali. Orang tua Wang melihat bakat
tersebut dan menyekolahkannya di sekolah khusus olahraga.
Pada 2002, Wang bergabung dengan tim bulu tangkis Shanghai. Latihan
berat dijalaninya setiap hari. Saat senior dan teman-temannya satu demi
satu keluar karena tak kuat menjalani latihan yang sangat keras, Wang
justru menetapkan target pribadi yang tinggi. Ia ingin menjadi juara
dunia suatu hari nanti.
Akhirnya, Wang terpanggil masuk ke pelatihan tim nasional pada 2003.
Kala itu Wang berpikir, tak akan sulit bertahan di tim nasional setelah
latihan keras yang ia jalani. Ternyata, Wang yang merupakan pemain
termuda dari tujuh pemain lain yang juga masuk bersamanya, harus
menjalani latihan yang jauh lebih berat dari bayangannya. Setiap hari,
Wang menelepon ke rumah dan menangis.
Kekuatan fisik menjadi kelemahan Wang saat itu. Dengan tinggi 1,74
meter, Wang hanya memiliki berat 60 kilogram. Wang juga kesulitan
mengangkat beban seberat 25 kilogram saat pemain lain bisa mengangkat 40
kilogram.
Namun, Wang tak mudah menyerah dan terus berlatih di luar jadwal
latihan rutin. Kerja kerasnya terbayar. Dia menjadi satu dari empat
pemain yang akhirnya resmi bergabung dengan tim nasional China pada
2004.
Pada tahun yang sama, Wang memulai debut internasionalnya di China
Open 2004. Ia langsung menjadi juara dan menuai kesuksesan pada
turnamen-turnamen selanjutnya.
Sayang, pada Uber Cup 2010, Wang mendapat pukulan menyakitkan saat kalah
pada pertandingan final yang sangat menentukan. Wang gagal membawa
China mempertahankan piala Uber yang akhirnya direbut Korea.
Karena saya, China kalah setelah sekian lama selalu menang, kata
Wang yang saat itu memutuskan untuk menyerah karena mentalnya hancur.
Performa Wang menurun drastis. Ia kalah pada babak kedua World
Championships 2010 saat melawan Eriko Hirose dari Jepang. Sejak itu,
pelatihnya tak lagi memberi kesempatan pada Wang untuk bertanding di
turnamen-turnamen besar.
Wang baru bisa bangkit pada 2011 saat ia memenangi Malaysia Open dan
Korea Open di awal tahun. Itu merupakan titik balik dalam karier saya.
Saya senang akhirnya bisa kembali setelah melewati ujian berat, aku
Wang.
Pada World Championships 2011, Wang akhirnya meraih mimpinya sejak
kecil. Ia memenangi pertandingan final melawan Cheng Shao Chieh dari
Taiwan dan berhak atas medali emas. Wang tak bisa menahan tangis saat
menerima penghargaan tersebut. Dia membuktikan sudah kembali ke performa
terbaiknya.
Wang sempat menderita cedera lutut cukup parah pada 2011, yang
menyebabkan peringkatnya kembali turun drastis. Namun sekali lagi Wang
berhasil mengatasi ujian tersebut dan kembali pada 2012. Saat ini ia
sudah berada di peringkat empat dunia.
Sekali saya merasa takut kalah, maka saya akan kalah. Saya menekan
diri saya untuk terus bergerak maju. Perjalanan saya masih panjang dan
saya tidak akan membiarkan siapa pun memperlambat langkah saya, tandas
Wang dengan penuh percaya diri.
0 komentar:
Posting Komentar